Manado –
Presiden Jokowi telah menunjuk Kabareskrim Komjen Listyo Sigit Prabowo sebagai calon Kapolri yang akan mengganti Jenderal Idham Azis. Rencananya Listyo akan segera mengikuti sejumlah tahapan hingga wawancara di DPR RI.
Menariknya latar belakang Listyo yang beragama Kristen, sempat menjadi pembahasan dimana mana. Tak terkecuali sampai ke kota Manado.
Frederik Kaparang SIP, pemerhati Politik dan Pemerintahan Sulut menyebut soal kebhinekaan di Indonesia rasanya bukan hal yang baru, karena sudah ada beberapa contoh yang bisa dilihat ketika banyak pemimpin yang lahir dari kaum minoritas baik di sebuah lembaga pemerintahan seperti barusan Ahok yang ditunjuk jabat Komisaris Utama Pertamina, hingga pemilihan kepala daerah contohnya di Manado.
“Yang baru lewat ialah Pilkada di daerah kita. Pak Andrei Angouw yang punya latar belakang agama Konghucu dan notabene minoritas di Manado namun bisa dipercaya dan dipilih warga Manado yang mayoritas beragama Kristen. Tak ada yang persoalkan agamanya karena mereka memilih berdasarkan visi misi serta track record dan kinerja Pak Andrei, berita ini viral di negara kita saya rasa pak Jokowi tau ini dan mungkin saja itu dijadikan salah satu acuan sekaligus penguatan pada pak Jokowi untuk memilih pemimpin yang beragama minoritas termasuk Kapolri,” paparnya.
Ketua Syarikat Islam (SI) Sulut Mahmud Turuis, SE, yang diminta tanggapannya menyebut hal itu sebenarnya tak perlu dipolemikkan.
“Inilah sebuah keindahan dalam era demokrasi saat ini. Intinya semua itu merupakan hak preoregatif Presiden Jokowi dan tak ada yang bisa menghalangi. Pastinya semua ini telah melewati berbagai kajian,” paparnya.
Direktur Pemasaran Bank SulutGo ini menyebut apa yang diperlihatkan Presiden Jokowi mau menunjukan kepada dunia bahwa Indonesia adalah bangsa besar dan majemuk. Artinya, semua warga negara di republik ini mempunyai kedudukan dan hak yang sama. “Kalau memang berkompeten serta memenuhi kriteria yang pas tak ada salahnya ditunjuk sebagai pemimpin,” ujarnya.
Ia pun meminta warga Sulut terlebih Manado mau mendukung penuh semua kebijakan Presiden.
Sofyan Jimmy Yosadi, SH, Dewan Rohaniwan/Pimpinan Pusat Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia (MATAKIN) memberi apresiasi kepada Presiden Jokowi.
Ketua Bidang Hukum dan Advokasi MATAKIN Pusat ini menyebut meski banyak resistensi namun sebagai pemimpin tetap teguh pada pendirian.
“Pemilihan calon Kapolri dengan rekam jejak yang baik dan berprestasi walaupun berasal dari agama minoritas yakni Kristen jelas membuktikan keberagaman dan wujud kebhinekaan. Republik ini diperjuangkan oleh para pahlawan dari seluruh agama dan lintas etnis maka tidak boleh lagi ada tirani mayoritas dan upaya-upaya yang mencederai kebhinekaan. Kami umat Khonghucu selalu mendukung pemerintah dalam berbagai kebijakannya,” paparnya.
Sementara itu, Pnt Melky Pattiwael, MSi, anggota Majelis Pekerja Lengkap Persatuan Gereja Indonesia (MPL PGI), mengatakan hal ini akan menjadi angin segar bagi Kebhinekaan di Indonesia.
“Setiap anak bangsa apapun agamanya akan mendapat hak yang sama di negeri ini. makin keren sih Bhinneka Indonesia, saya rasa setiap anak bangsa apapun agama nya punya hak sama di negeri ini,” paparnya.
Sekretaris Komisi Pelayanan Remaja Sinode GMIM ini pun berharap semoga calon Kapolri nanti dapat bersinergi dengan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas atau Gus Yaqut dalam memberantas intoleransi di Indonesia.
“Semoga bisa sinergi dengan pak Menag untuk membasmi intoleransi yang sering ditunjukan beberapa kelompok,” tuturnya.
Diketahui jika Komjen Listyo dilantik jadi Kapolri, sejarah akan mencatat Listyo menjadi jenderal beragama Kristen ketiga yang menjabat Kapolri setelah sebelumnya Jenderal (Purn) Soetjipto Danoekoesoemo menjabat Kapolri ke 3 tahun 1963-1965 dan Jenderal (Purn) Widodo Budidarmo Kapolri ke 7 tahun 1974-1978.(andresiwi)