Bolmong, Voxsulut. Com –
Kelangkaan pupuk serta harga pupuk yang mahal menjadi keluhan petani di Dumoga Raya. Hal tersebut dikeluhkan kepada Komisi II DPRD Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) saat sedang melakukan kunjungan kerja di Bolaang Mongondow, Kamis (28/7).
Begitu juga untuk pupuk subsidi pemerintah, petani menyebutkan bahwa terjadi Kesulitan mendapatkan bantuan pupuk dan pestisida subsidi pemerintah. Meski ada dipasaran namun kedua jenis bahan penunjang produksi tanaman tersebut dirasakan begitu memberatkan petani.
Kondisi tersebut membuat Alfons Aleng petani asal desa Imandi Kecamatan Dumoga Timur Kabupaten Bolaang Mongondow membuat alternatif dengan mengolah pupuk dan pestisida organik yang ia produksi sendiri.
Menurutnya proses pengajuan bantuan pupuk bersubsidi sangat berbelit menjadi salah satu alasannya untuk tidak tinggal diam menunggu bantuan pemerintah.
Saat ini menurut Alfons, pupuk organik dan pestisida yang ia produksi sudah dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan tanaman padi di areal persawahan yang ada di wilayah Imandi dan sekitarnya.
” Ini adalah salah satu cara kami sebagai jalan alternatif kurangnya bantuan pupuk kepada kami petani disini, kalaupun ada di pasaran harganya sangat mahal, ” ujar Alfons kepada wartawan Jumat (29/7).
Terobosan Alfons Aleng yang juga sebagai ketua P3A daerah irigasi Kasinggolan ini menuai apresiasi dua anggota DPRD Sulut Julius Jems Tuuk dan Herry Rotinsulu yang memanfaatkan pupuk dan pestisida organik untuk mempertahankan wilayah Bolaang Mongondow sebagai lumbung beras Sulawesi Utara
” Keterbatasan pemerintah dalam memenuhi kebutuhan pupuk bersubsidi memang menjadi tantangan bagi petani, pak Alfons telah menjawab tantangan tersebut dengan membuat sendiri pupuk dan pestisida agar produksi petani di wilayah ini bisa terus berlangsung. ” tandas Jems Tuuk saat mengunjungi lokasi produksi milik Alfons.
“Dinas Pertanian juga tidak hanya sebatas memantau saja tetapi juga perlu ada pendampingan untuk meningkatkan produksi pupuk organik yang diolah petani disini, ” ujar legislator Dapil Bolmong Raya ini mengingatkan.
Sementara itu legislator Herry Rotinsulut juga ikut mendorong petani lainnya memanfaatkan pupuk organik yang juga memiliki manfaat mengembalikan kontur tanah dan habitat yang ada di dalam kandungan tanah itu sendiri.
” Ini adalah salah satu langkah positif dan perlu diapresiasi dan perlu didukung terutama instansi terkait karena ada inisiatif petani seperti pak Alfons membuat sendiri pupuk organik untuk kebutuhan tanaman padi. ” pungkas Rotinsulu. (FalenJaksen)