Manado –
Ketua DPD I Partai Golkar Sulawesi Utara, Christiany Eugenia Paruntu (CEP) angkat bicara terkait statmen Ketua Dewan Kehormatan Partai Golkar Sulut Josep Pati, mengenai informasi DPP Golkar akan menunjuk Plt Ketua DPD Golkar Sulut.
Menurut Paruntu bahwa informasi itu tidak benar. “Hoax,” ucap singkat mantan Bupati Minahasa Selatan 2 periode itu saat menghubungi media Voxsulut.com.
Lebih lanjut, CEP sapaan akrab Tetty Paruntu mengatakan, Golkar Sulut siap mengamankan hasil rapat pimpinan dan rapat kerja nasional.
“Golkar Sulut siap amankan hasil rapim dan rakernas yang mengamanatkan beberapa hal, antara lain konsolidasi organisasi untuk menang pada pileg pilpres dan pilkada tahun 2024 dan Golkar Sulut juga sepakat menyelesaikan kepemimpinan ‘Tetty Paruntu’ untuk selesaikan periode kepemimpinan Golkar Sulut sampai dengan tahun 2025,” ujar Paruntu.
Terkait beberapa kelompok yang berupaya merongrong Partai Golkar dengan alasan kekalahan dalam perhelatan Pilkada sebut Paruntu, ia pun menanyakan keberadaan mereka pada waktu perhelatan.
“Seharusnya mereka bertanya pada diri mereka ada dimana saat proses pilkada kemarin dan mereka sangat paham organisasi AD/ART serta PO dan juklak, yang pasti DPP Partai Golkar juga tahu keberadaan mereka dimana kemarin. Semua masyarakat Sulut khusus kader Partai Golkar juga tahu keberadaan mereka dimana saat proses Pilkada berlangsung, jangan mengatakan kalah tapi merekalah yang membuat kalah para kader Partai Golkar yang maju dalam Pilkada,” jelas Tetty Paruntu.
Sementara itu, Wakil Sekretaris OKK Partai Golkar Sulawesi Utara, Oktavian Walintukan, memuji kepedulian sesepuh dan senior Partai Golkar untuk membesarkan partai.
“Oleh sebab itu saya juga sebagai junior mengajak kepada senior-senior bersama dengan ibu Tetty Paruntu membesarkan Partai Golkar,” ujarnya.
Terkait adanya pertemuan yang salah satu pembahasan pergantian ketua Tetty Paruntu dengan alasan kekalahan Pilkada 2020 kemarin, sebut Walintukan jangan jadi pahlawan.
“Dengan begitu saya ingin bertanya kepada sesepuh dan senior Partai Golkar waktu Pilkada ada dimana ngoni? jangan sekarang seakan menjadi pahlawan menyatakan membesarkan Partai Golkar, namun pada saat Partai Golkar mengusung kader terbaiknya sesepuh dan senior hilang dan nampak pada lawan kader dalam pencalonan,” ucap Walintukan.
Berdasarkan amanah AD ART, Petunjuk Organisasi dan Juklak Partai Golkar ini merupakan pelanggaran berat karena telah mendukung calon lain bukan Partai Golkar.
“Sebagai petunjuk AD/ART kader Golkar wajib hukumnya untuk mendukung calon dari Partai Golkar, jika tidak mendukung dan mendukung calon lain itu sanksinya pemecatan dari kader Golkar, mohon maaf kami katakan ini karena ini juga ajaran senior-senior, namun kenapa saat sudah tidak masuk dalam struktur seakan-akan mengajarkan hal tidak baik kepada kami dan ini sebagai penegakan marwah partai ketika melanggar AD/ART ini bentuk perlawanan terhadap Partai Golkar,” cetusnya.
Vian Walintukan juga menilai pernyataan Joseph Pati terkait adanya pergantian Ketua Ibu. Tetty adalah informasi hoax.
“Saya perlu sampaikan kondisi saat ini dengan hadirnya Ibu. Tetty dalam Rapimnas Partai Golkar menunjukkan bahwa DPP Partai Golkar dibawah kepemimpinan Airlangga Hartanto masih mengharapkan dan menaruh tanggung jawab besar buat Ibu. Tetty dalam membesarkan Partai Golkar hingga habis masa periode,” serunya.
Politisi Partai Golkar itu juga mengatakan bahwa menang kalah dalam pertarungan politik itu biasa.
“Dalam pertarungan sistem demokrasi ada menang dan ada kalah, tapi Ibu. Tetty telah memberikan yang terbaik sebagai kader Golkar dalam pencalonan Gubernur, yang lawannya juga adalah incumben, apa beda dengan kemarin Stevanus Vreeke Runtu (SVR) yang kalah lawannya juga incumben, jadi secara isensi persoalan Tetty Paruntu telah memberikan yang terbaik dengan mengganggkat citra Partai Golkar dalam pencalonan, jadi keliru ketika esensi kekalahan Tetty Paruntu sebagai sesuatu kegagalan,” serunya.
Walintukan juga mengatakan permintaan mengganti Tetty Paruntu dalam kepemimpinan Ketua Golkar Sulut salah alamat.
“Kalau senior yang menggelar pertemuan itu mendukung Tetty Paruntu dalam pencalonan pasti beda ceritanya, tapikan tidak mendukung, kalau senior-senior dalam bilangan mendukung dan meminta Musdalub masih wajar tapi aneh bin ajaib mengaku kader Golkar tapi tidak mendukung kemudian minta Musdalub untuk mengganti Tetty Paruntu,” herannya.
Walintukan juga menanyakan apa kurang Ketua DPD Golkar Sulut Tetty Paruntu sekarang kepada kader?
“Apa yang kurang? Ibu. Tetty menghargai Bapak Vreeke (SVR) kalau tidak menghargai anaknya bukan Wakil Ketua DPRD di Minahasa kemudian yang satu bukan wakil ketua Komisi di DPRD Provinsi, jadi janganlah berpikir atau masih ada gaya “balas dendam” tapi marilah kita duduk bersama untuk kemajuan Partai Golkar jangan bercerita diluar, jadi lucu tidak mendukung serta kalah minta Musdalub,” cerita Walintukan kepada wartawan media ini.(andresiwi)