Manado, VoxSulut.Co.id – Program Studi Anestesiologi dan Terapi Intensif Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) Manado kembali menggelar kegiatan ilmiah berskala nasional bertajuk “2nd SUMMER (Sulawesi Utara Meeting for Emergency and Resuscitation Medicine) 2025” dengan tema “Resuscitation Medicine: Present and Future.”
Acara yang berlangsung di Ruang Bunaken, Politeknik Kesehatan Manado, Malalayang, ini diikuti 89 dokter umum dari berbagai wilayah di Sulawesi Utara — termasuk Manado, Minahasa, Tomohon, dan Minahasa Utara. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Program Studi Anestesiologi dan Terapi Intensif FK Unsrat bekerja sama dengan Perdatin (Perhimpunan Dokter Spesialis Anestesiologi dan Terapi Intensif) Cabang Sulawesi Utara, dengan dukungan Tim Bantuan Medis (TBM) FK Unsrat, Keseminatan Gawat Darurat dan Bencana Perdatin, serta Komunitas Relawan Emergensi Kesehatan Indonesia (KREKI) Cabang Sulawesi Utara.

Kegiatan dibuka secara khidmat dengan doa bersama, dilanjutkan dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya. Dalam sambutannya, Ketua Panitia dr. Anthonio B. Lengkong, SpAn-TI menyampaikan harapannya agar kegiatan 2nd SUMMER 2025 menjadi wadah pembelajaran bagi para dokter umum yang bekerja di garis depan, baik di Instalasi Gawat Darurat (IGD), ICU, maupun ruang perawatan.
“Melalui kegiatan ini, kami berharap peserta memperoleh tambahan pengetahuan dan pemahaman terkini dalam bidang kedokteran resusitasi, sehingga dapat memberikan pelayanan yang lebih baik dan cepat kepada pasien dalam kondisi kritis,” ujar dr. Anthonio.
Simposium ini juga menjadi bagian dari rangkaian acara edukasi masyarakat bertajuk “Everybody Can Do CPR” yang telah dilaksanakan sebelumnya pada 5 Oktober 2025 di Lapangan Sparta Tikala, Manado. Kegiatan tersebut melibatkan masyarakat umum yang beraktivitas di sekitar lapangan, dengan tujuan menanamkan kesadaran pentingnya kemampuan dasar resusitasi jantung paru (RJP) bagi semua orang,” sebutnya.
Ketua Perdatin Cabang Sulawesi Utara, dr. Eka Yudha Lantang, SpAn-TI, Subsp.TI(K), MMin, MM, menyampaikan apresiasi terhadap kegiatan ini yang melibatkan berbagai bidang spesialisasi.
“Melalui kegiatan interdisiplin seperti ini, kita dapat memperkuat semangat kolaborasi antarprofesi dalam penanganan pasien kritis. Kerja sama dan komunikasi efektif di dalam tim resusitasi merupakan fondasi penting bagi peningkatan keselamatan pasien,” ungkapnya.
Simposium 2nd SUMMER 2025 tidak hanya menjadi ajang berbagi ilmu, tetapi juga simbol komitmen tenaga medis Sulawesi Utara untuk terus memperbarui pengetahuan dan keterampilan di bidang Emergency dan Resuscitation Medicine. Dengan semangat kolaborasi, pendidikan berkelanjutan, dan pengabdian kepada masyarakat, kegiatan ini diharapkan menjadi inspirasi bagi daerah lain untuk terus mengembangkan layanan kegawatdaruratan dan resusitasi yang unggul.
Pada kegiataj ini tampil sebagai pembicaravdr. Shekina H.E. Rondonuwu, SpA, Subsp.Neo(K) – “Golden Minute: Importance of Timely Intervention in Neonatal Resuscitation”
Dr. dr. Diana Ch. Lalenoh, MKes, SpAn-TI, Subsp.N.An(K), Subsp.An.O(K) – “Causes of Maternal Collapse and Their Impact on Resuscitation Efforts”
dr. Angelica M.J. Wagiu, SpB – “Trauma Resuscitation Update: Evidence Practice and Future Directions” dr. Septo Sulistio, SpAn-TI, SpEM – “Teamwork and Communication during Resuscitation: Lessons from Emergency Medicine” dan dr. Eka Yudha Lantang, SpAn-TI, Subsp.TI(K), MMin, MM – “Shock: Early Diagnosis, Rapid Action, Better Outcomes”(*/vsc)






