KPRS GMIM Sharing Pelayanan ke Bali, Pengurus GPIB Sebut Banyak Adopsi Kegiatan GMIM

oleh -343 Dilihat
Foto bersama depan GPIB Kuta Bali

Bali, VoxSulut.Com – Komisi Pelayanan Remaja Sinode (KPRS) GMIM, Sabtu (23/10) mengunjungi GPIB Ekklesia Bandara Kuta Bali, guna merealisasikan salah satu program kerja dalam hal ini Sharing Pelayanan.

Ketua KPRS GMIM Pnt Michaela Paruntu, didampingi Sekretaris Pnt Melky Pattiwael bersama Pnt Bonny Rompas, Pnt Harris Sedua, Pnt Melki Nender, Pnt Antoni Tiow dan Pnt Steven Rondonuwu, hadir langsung dalam kegiatan ini.

Suasana saat Sharing Pelayanan

Pdt Mince Mulikale, selaku pendeta di GPIB Ekklesia Bali menyatakan syukur bisa bertemu dengan pembina remaja dari GMIM. “Di gereja kami ini pengurusnya banyak dari Manado, GMIM dan GPIB ini sebenarnya bersaudara,” tegas Pdt Mince yang saat itu didampingi Sharon Hukom, salah satu pengurus GPIB Ekklesia.

Saat Sharing Pelayanan, Ketua KPRS GMIM Pnt Michaela Paruntu menjaskan maksud kedatangan ke Bali salah satunya ialah untuk mengetahui kendala serta solusi saat ibadah di masa pandemi. “Kami juga ingin mengetahui bagaimana gereja disini melakukan pembinaan pada remaja serta kurikulum pelayanan yang dipakai,” sebut Mikha.

Foto bersama Pendeta dan Pengurus GPIB Ekklesia

Pun sebaliknya Pengurus Teruna (Remaja) GPIB Ekklesia, ikut mempertanyakan bagaimana menjalankan pelayanan di Remaja GMIM yang anggotanya mencapai ratusan ribu orang. “Kami tau program pelayanan remaja GMIM begitu banyak, ada program remaja teladan yang kami dengar gaungnya luar biasa, bagaimana cara melaksanakan kegiatan ini?,” tanya Sharon.

Sharing yang berjalan dengan semangat kekeluargaan ini berjalan lancar, dimana KPRS GMIM dan GPIB Ekklesia saling melengkapi dan memberikan informasi terkait pelayanan masing-masing.

“Kalau kami program yang bisa dibilang unggulan ialah camping pembinaan pada adik Teruna dan ibadah natal, semua kegiatannya dibiayai oleh gereja,” tutur Sharon sembari menyebut di GPIB Ekklesia anak remaja dari SMP kelas 1 sampai SMA kelas 2, dan yang sudah sidi otomatis langsung jadi pembina remaja, sedangkan pola ibadahnya menggunakan pembagian kelas sesuai usia.

Sementara untuk tantangan pelayanan di era covid ini, ibadah tetap daring memakai YouTube, hanya pada dua bulan terakhir ibadah sudah ganti memakai zoom, dan direncanakan pada November nanti ibadah sudah akan tatap muka bagi 75 anak remaja dari total 150 anak remaja.

Disisi lain untuk ibadah gereja umum, ditambahkan Pdt Mince, ada saat tertentu dilaksanakan ibadah etnik Manado hingga Kupang, jadi saat itu semua jemaat dihimbau pakai pakaian daerah, dan diakhiri dengan ibadah nusantara. “Di Bali ini aman sekali toleransinya sangat baik tidak ada kendala mungkin karena daerah pariwisata, jadi setiap hari raya kita semua saling membantu,” paparnya.

Saat Sharing Pelayanan, ikut hadir juga dari GMIM 12 Kordinatorium Rayon, Pnt Tian Welang (Rayon 2 Manado) Pnt Risky Tombeng (1 Manado), Pnt Jhonly Mentang (Tomohon), Pnt Alen Maindoka (2 Minahasa), Pnt Rommy Aguw (1 Minahasa), Pnt Novi Pusut (1 Minut), Pnt Lasut Caroles (2 Minut), Pnt Bismar Manurung (Bitung), Pnt Mariana Paat (Minsel), Pnt Herald Pangkey (Langowan), Pnt Nevy Pangaila (Minsela) dan Pnt Ismail Wanta (Mitra).(vsc)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.