Manado –
Di hari Dies Natalis GMNI Ke 67 Tahun, Dewan Pimpinan Daerah (DPD) GMNI Sulut melaksanakan SIMPOSIUM, di Charity Cafe, Selasa (23/03).
SIMPOSIUM ini membahas tentang indeks pembangunan manusia di Sulut. Analisis masalah sebagai diskursus dimana GMNI Sulut menilai masih banyak pekerjaan rumah yang harus dituntaskan, ungkap ketua DPD GMNI Sulut, Vrenky M. Muluwere.
Lanjutnya, ada 6 daerah kabupaten yang masuk dalam kategori sedang dalam hitungan indeks pembangunan manusia diantarnya, Sitaro, Talaud, Bolaang Mongondow Timur, Bolaang Mongondow Selatan, Mongondow Utara dan Bolaang Mongondow.
“Oleh karena itu output dari SIMPOSIUM ini guna menyusun resolusi sebagai kritik konstruktif dari GMNI Sulut terhadap pemerintah, dan kedepannya kajian-kajian SIMPOSIUM ini nantinya akan disusun kedalam peta jalan pembangunan Sulut demi terwujudnya pemerataan bangunan. Perlu diketahui SIMPOSIUM ini merupakan bakti dedikasi GMNI di Sulut, dan pemerataan indeks pembangunan manusia akan dikaji dengan menggunakan konsep Trisakti Bung Karno sebagai pisau analisa, DPD GMNI Sulut mengharapkan secepatnya semua pemikiran dalam SIMPOSIUM ini dirampungkan ke dalam naskah peta jalan pemerataan pembangunan yang nantinya akan diserahkan kepada pemerintah,” ucapnya.
Pada SIMPOSIUM yang digelar DPD GMNI Sulut dihadiri Kaban Kesbangpol, Steven Liow mewakili Pemerintah Provinsi Sulut, pada kesempatan itu pun Steven merespon baik adanya SIMPOSIUM yang dibuat oleh GMNI Sulut.
“GMNI harus menjadi gerakan terdepan yang mampu memberikan pokok-pokok pikiran, kajian, kritikan dilandaskan dengan solusi kepada pemerintah Provinsi Sulut guna meningkat kesejahteraan masyarakat Sulut,” ujar Liow.
Liow menambahkan, di HUT ke 67 Tahun GMNI dirangkaikan SIMPOSIUM merupakan hal yang luar biasa, dimana GMNI membantu memberikan saran, ide dan sumbangsih bagi Pemerintah dalam meningkatkan indeks pembagunan manusia di Sulut. Ada pun kritik mendalam di SIMPOSIUM ini terkait siklus-siklus yang dibahas tentang tingginya harga pemasaran dan komoditas.
Ketimpangan masyarakat bawah ternyata diamati oleh kader-kader GMNI, hal ini sangat luar biasa agar pemerintah Sulut sentuhan petani sampai ketingkat pemasaran bisa diintervensi.
“Adapun saya lihat disini ada semangat baru dari GMNI Sulut untuk membekap petani dan buruh termasuk kepentingan mahasiswa, ini juga momentum di HUT ke 67 Tahun ini, GMNI berubah sangat luar biasa, sangat progresif. Saya melihat siknal progresif selalu menjadi jati diri anak-anak GMNI, biarlah benar kaum Marhaen menang dan merasakan kemerdekaan yang sesungguhnya, saya kira peta jalan dari Bung Karno melalui Trisakti berdaulat, berdikari dan berbudaya ini harus menjadi jiwa semangat kebangsaan anak bangsa, apa yang disampaikan oleh-oleh GMNI tadi merupakan pemikiran yang sangat luar bisa, momentum untuk mengevaluasi sejauh mana pemikiran bung Karno itu mendarat bagi rakyat melalui mahasiswa kader GMNI,” jelasnya.
Ia berharap, kader GMNI terus maju, menjadi pemenang dan menjadi pembawa amanat rakyat.
Pada kesempatan itu pun, Stevan Liow memberikan Surat keterangan terdaftar (SKT) DPD GMNI Sulut di Kesbangpol Provinsi Sulut atas kepemimpinan Ketua Vrenky M Muluwere dan Meyorits Mandiangan beserta jajaran.
Pada SIMPOSIUM dihadiri ketua Bidang Sarinah DPP GMNI, Inggreyit C. Kumentas, dan dihadiri pula perwakilan-perwakilan DPC sampai tingkat DPK yang ada di Sulut. (FalenJaksen)