Manado, Voxsulut. Com –
Menanggapi isu yang berkembang terkait dengan BPJN Sulut diduga keruk PETI di desa Lobong berkedok proyek galian tebing yang terangkat di salah satu media, dijawab serta diklarifikasi oleh kepala BPJN Sulawesi Utara, Hendro Satrio.
Saat dikonfirmasi di ruang kerjanya, Hendro Satrio menegaskan bahwa pihaknya (BPJN) tidak pernah melakukan hal terkait tuduhan tersebut. Hendro Satrio menjelaskan bahwa pihaknya sedang menangani penanganan longsor yang ada di wilayah tersebut.
“Kan longsor di Lobong sudah terjadi beberapa bulan yang lalu yah. Kami sedang melakukan proses penggalian pakai excavator untuk membentuk terasering. Setelah itu kami akan pasang DPT atau dinding penahan tanah pakai batu. Sehingga nanti disitu tidak akan terjadi longsor lagi dan bisa mengamankan badan jalan kita,” Jelas Hendro Satrio, Senin (12/9) saat dikonfirmasi didampingi PPK 2.4 Sulut, Rinaldi.
Terkait kontrak kerja, Hendro Satrio menyebutkan bahwa kontrak tersebut dikerjakan sampai akhir tahun yaitu tanggal 31 Desember 2022.
“Mudah mudahan kalau memang terasering itu selesai pekan depan, kami akan langsung membuat DPT pasangan batunya,” Ucapnya.
Sementara itu, terkait dengan isu keterlibatan pihak BPJN soal tambang emas yang telah diberitakan sebelumnya dibantah oleh Hendro Satrio. Bahkan Hendro Satrio menegaskan bahwa pihaknya tidak dalam kerangka untuk mengurusi pertambangan, karena tugas BPJN adalah untuk memastikan jalan nasional di daerah tersebut aman dari longsor dan bisa dipergunakan sebaik mungkin untuk masyarakat.
“Kami tidak pernah ikut-ikutan dalam kegiatan penambangan emas dan kami memang tidak pernah tertarik untuk itu. Karena memang tugas kami bukan untuk mengurusi penambangan emas itu, tapi kami bekerja untuk mengamankan badan jalan supaya tidak tertimbun longsor lagi, jadi seperti itu,” Kuncinya. (FalenJaksen)
