Minut, Voxsulut. Com –
Sulawesi Utara menurut Melky Jakhin Pangemanan (MJP) adalah daerah dengan barometer kerukunan antar umat beragama di Indonesia. Tak hanya itu, Sulawesi Utara menurut Anggota DPRD Provinsi Sulawesi Utara ini adalah tolak ukur toleransi antar sesama umat beragama.
Maka dari itu, legislator dari Partai Solidaritas Indonesia ini berharap masyarakat Sulawesi Utara dapat menjaga persatuan dan menghargai perbedaan bagi setiap warga negara Indonesia ditengah kemajemukan yang ada saat ini. Apalagi di tengah zaman yang makin modern.
Hal ini dikatakan MJP saat melaksanakan kegiatan sosialisasi wawasan kebangsaan dihadapan puluhan generasi muda di Hotel Sutan Raja, Minahasa Utara Selasa (5/7/22).
MJP mencontohkan kerja kerja DPRD Sulut dalam mengimplementasikan hal tersebut dengan melahirkan sejumlah produk hukum daerah yang berpihak kepada kepentingan publik.
” Menghargai perbedaan manakala juga DPRD mendukung kerja pemerintah mengeluarkan produk – produk peraturan daerah seperti penyandang disabilitas dan bantuan hukum bagi orang miskin. Hal ini juga merupakan implementasi wawasan kebangsaan kita dalam menjaga keutuhan NKRI termasuk menjaga kebersamaan kita di Sulawesi Utara.” tandas MJP.
Dikatakannya, dari berbagai survey dan kajian kata MJP, Sulawesi Utara merupakan daerah yang menjadi barometer kerukunan dan toleransi yang paling baik di Indonesia.
” Oleh karena itu banyak hal yang kita lakukan dalam menunjang program pemerintah dan menghasilkan suatu dampak yang signifikan terhadap kesejahteraan publik karena apa? karena daerah kita aman, masyarakatnya moderat hingga pembangunan di daerah bisa terus digenjot. Untuk itu kita wajib mempertahankan identitas kita Sulawesi Utara sebagai daerah paling toleran,” Terang MJP.
Lanjut MJP, Sulawesi Utara sebagai tolak ukur laboratorium kerukunan beragama yang sangat toleran di Indonesia sejak jaman sebelum kemerdekaan wajib dijaga karena merupakan satu kekuatan besar sekalipun berbeda pandangan,berbeda suku, ras dan keyakinan tetapi bisa duduk bersama dan mengeng hasilkan sesuatu pemahaman yang sama dalam rangka membangun daerah dan negara kita.
Sementara itu Nurjannah Sandiah yang menjadi narasumber mendampingi ikut mendamping MJP banyak mengurai arti dan makna wawasan kebangsaan khususnya dalam kehidupan sehari – hari di tengah masyarakat.
Menurutnya bicara wawasan kebangsaan dapat dapat tercermin dari pergaulan hubungan bermasyarakat yang memiliki latar belakang agama, suku dan budaya yang berbeda- beda.
Menurutnya dalam kehidupan bermasyarakat bangsa Indonesia memiliki kekayaan budaya, suku agama yang ada.
” Artinya setiap hari kita hidup berdampingan dengan orang yang memiliki latar belakang agama, suku yang berbeda, tetapi bagaimana kita mempraktekan kehidupan kita sebagai warga negara Indonesia yang memiliki wawasan kebangsaan dengan saling toleransi, saling mengormati perbedaan yang ada. ” terang sist Nana sapaaan akrabnya.
“Kadang kadang kita teriak toleransi tapi justru kita tidak bersikap intoleran, ” ujar Sandiah mengingatkan.
Disisi lain Nurjannah Sandiah mengapresiasi program DPRD Sulut yang terus mengingatkan masyarakat melalui program kegiatan Sosialisasi Wawasan Kebangsaan.
“Pentingnya sosialisasi Sosbang ini untuk mengingatkan kembali kepada kita perjuangan para pahlawan yang memperjuangkan kemerdekaan bangsa Indonesia dari tangan penjajah,” Tandasnya.
“Indonesia bisa ada saat ini karena perjuangan bersama seluruh rakyat yang berasal dari suku, agama budaya yang berbeda – beda,” Lanjutnya.
Disisi lain ia mengingatkan tantangan terbesar bangsa Indonesia saat ini adalah bagaimana seluruh elemen masyarakat membentengi diri dari pengaruh ajaran radikalisme yang bisa memecah belah keutuhan NKRI.
“Salah satu hal yang mengancam keutuhan NKRI adalah ajaran radikalisme maupun ujaran kebencian yang memanfaatkan teknologi, nah tantangan saat ini bagaimana kita menyikapi dengan bijaksana pengaruh kemajuan teknologi tersebut, itu yang harus kita perkuat,” Kuncinya. (FalenJaksen)