Manado, VoxSulut.com – Manado Catholic Orchestra, Sabtu (12/6) menggelar Talkshow yang mengangkat tema Sosialisasi Tata Perayaan Ekaristi Edisi Baru 2020 yang di siarkan melalui fans page facebook Manado Catholic Orchestra, Komisi Kepemudaan Keuskupan Manado, Komisi Kateketik dan Komsos Manado.
Kegiatan ini merupakan kegiatan keuskupan Manado yang bekerjasama dengan sejumlah komisi yaitu Komisi Liturgi, Komisi Kateketik, komisi kerasulan awam, Komisi Kepemudaan, beserta dengan Komisi Komunikasi Sosial keuskupan Manado.
Acara ini menghadirkan 2 narasumber yakni ketua Komisi Liturgi Keuskupan Manado dan Dosen Liturgi STF Seminari Pineleng Pst. Dr. Stenly Vianny Pondaag, MSC dan Dosen Sejarah Gereja di STF Seminari Pineleng Pst. Antonius Tukiran, S.S., Lic.His.Eccl, .
Dalam sambutannya, Pst. Dr. John Montolalu, Pr Sekretaris Jenderal (Sekjen) Keuskupan Manado mewakili uskup keuskupan manado Mgr. Benedictus Rolly Untu, berharap kegiatan ini dapat menghidupkan liturgi, teristimewa tata perayaan ekaristi.
“Supaya apa yang kita laksanakan, apa yang kita ikuti di dalam perayaan ekaristi sungguh-sungguh berdampak bukan hanya selagi kita berada di dalam gereja tetapi juga berdampak di kehidupan kita,” ucap Pst. John.
Lagu pembukaan di iringi oleh Divisi band MCO dengan lagunya “Bagai Rajawali”.
Divisi Band MCO kali ini diisi oleh Angelia Veronika Menggana dan Reynaldy Ignatius Subkethy sebagai vokalis, Revan Umbas Ketua MCO sebagai bassist, Glen Amiri sebagai Keyboardist, Andika sebagai Drummer, Kevin Rumondor dan Theresia Lilik sebagai Violinist, Giovanni Poluan sebagai Cellist, dan Victor Mongi sebagai Operator dan Soundman.
Acara kemudian di buka oleh sapaan dari Host Pastor Hendro Kandowangko, Pr, yang juga sebagai ketua komisi kepemudaan Keuskupan Manado.
Moderator talkshow pada acara malam hari ini ialah ketua komisi Kateketik dan komisi kerasulan awam Keuskupan Manado, Pastor Kris Ludong, Pr.
Pastor Antonius Tukiran, menjelaskan tentang awal mula sejarah liturgi gereja Katolik.
“Umat katolik Indonesia perayaan ekaristi dahulu kala dalam bahasa Latin, serta amanat untuk pembaharuan liturgi oleh konsili vatikan ke 2. Misale Romawi (bahasa Latin: Missale Romanum) sebagai hasil dari amanat konisil vatikan ke 2 yang memperbaharui doa syukur agung,” jelas Pst. Antonius.
Terkait pertanyaan “Apa yang menjadi dasar untuk pembaharuan Tata Perayaan Ekaristi?”, Pastor Stenly Pondaag memberikan penjelasan.
“Liturgi itu seperti gereja, gereja terus di perbaharui karena kita merayakan perayaan liturgi dalam perkembangan zaman yang terus berubah. Bukan banyak perubahan tetapi mengikuti terjemahan yang lebih tepat dan harafiah,” jelas Pst. Stenly.
Buku TPE yang dipakai di Indonesia sampai saat ini adalah TPE tahun 2005, yang disusun berdasarkan buku Misale Romawi tahun 2002. Diberi nama TPE 2005 karena resmi digunakan pada tahun itu.
“Pada tahun 2008 muncul buku Misale Romawi baru, sehingga KWI mengusahakan supaya TPE 2005 yang didasarkan pada Misale Romawi 2002 itu disesuaikan dengan Misale romawi 2008, maka jadilah TPE 2020. Diberi nama TPE 2020, karena finalisasi rumusan doa dan lain sebagainya pada tahun 2020 lalu. TPE 2020 akan berlaku di seluruh Indonesia mulai 1 November 2021 mendatang,” katanya lagi.
Dalam kesempatan tersebut, Pastor Stenly memberikan contoh beberapa lagu Anamnesis yang baru di iringi oleh dr. John, Direktur MCO sebagai organist dan seluruh hadirin yang hadir pada saat itu menjawab nyanyian anamnesis tersebut sebagai contoh dari respon umat.
“Kita perlu mengingat perayaan ekaristi itu adalah doa resmi gereja dan kita bukan pemilik gereja tetapi kita masuk ke dalam gereja menjadi salah satu anggotanya. Ia berharap, sebagai warga gereja yang baik, kita dapat melaksanakan apa yang sudah ditetapkan,” katanya.
Ditambahkan “Spiritnya ialah dalam liturgi kita mengenakan Kristus, jadi yang di tonjolkan adalah apa yang di kehendaki oleh gereja bukan kita. Saya yakin bahwa semangat seperti ini juga yg menjiwai para Uskup yang terhimpun dalam KWI (Konferensi Waligereja Indonesia) sedemikian sehingga mereka mengesahkan terjemahan yang sedekat mungkin dengan teks aslinya dalam bahasa latin. Mari kita melaksanakan dengan sebaik-baiknya”, tambah Pastor Stenly.
Disampaikan juga oleh Pastor Stenly bahwa ada dokumen gereja yang mengatakan bahwa umat memiliki hak untuk mendapat perayaan ekaristi yang benar, maka imam pun memiliki kewajiban untuk merayakan perayaan ekaristi dengan benar.
“Mudah-mudahan hadirnya TPE yg baru ini kita sebagai umat atau imam bisa merayakan perayaan ekaristi secara baik dan benar, dan teristimewa perayaan ekaristi yang berbuah sehingga kecintaan kita terhadap ekaristi semakin bertumbuh sehingga idealisme kita bahwa ekaristi sebagai sumber dan puncak itu boleh sungguh-sungguh terwujud di dalam kehidupan kita,” ujarnya.
Di akhir acara, Host mengumumkan Launching dan sosialiasi TPE baru ini akan disiarkan live pada hari Sabtu, 19 Juni 2021 pukul 19:00 di akun-akun sosial media keuskupan manado.
Acara ditutup dengan penyerahan sertifikat kepada para pembicara, host dan moderator yang di serahkan oleh Pst. Dr. John Montolalu, Pr.(vsc)